Rabu, 11 Januari 2012

Tawuran Antar Pelajar


kota-kota besar mempunyai korelasi yang erat dengan meningkatnya
perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja kota.
Tujuan Maraknya tingkah laku agresif akhir-akhir ini yang dilakukan kelompok remaja kota
merupakan sebuah kajian yang menarik untuk dibahas. Perkelahian antar pelajar yang
pada umumnya masih remaja sangat merugikan dan perlu upaya untuk mencari jalan
keluar dari masalah ini atau setidaknya mengurangi. Perkembangan teknologi yang
terpusat pada bpembahasan ini adalah mengetahui rangsangan atau pengaruh terhadap agresivitas
yang dilakukan oleh remaja kota, membahas pengaruh identitas kelompok yang sangat
kuat yang menyeabkan timbul sikap negatif dan mengeksklusifkan kelompok lain,
mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang memicu perilaku remaja kota serta mencari
penanggulangan yang tepat dalam menyikapi kenakalan remaja kota.
Manfaat dari pembahasan ini adalah membuka cakrawala bagi semua kalangan baik
pemerintah, masyarakat maupun keluarga untuk dapat bekerja sama dalam menyiapkan
kader-kader dan generasi bangsa, untuk mengurangi tingkat agresivitas maupun
kenakalan remaja khususnya perkelahian massal yang kerap kali dilakukan oleh remaja
kota.

Banyaknya tawuran antar pelajar di kota-kota besar di Indonesia merupakan fenomena
menarik untuk dibahas. Di sini penulis akan memberi beberapa contoh dari berita-berita
yang ada. Di Palembang pada tanggal 23 September 2006 terjadi tawuran antar pelajar
yang melibatkan setidaknya lebih dari tiga sekolah, di antaranya adalah SMK PGRI 2,
SMK GAJAH MADA KERTAPATI dan SMKN 4 (harian pagi Sumatra ekspres
Palembang). Di Subang pada tanggal 26 Januari 2006 terjadi tawuran antara pelajar SMK
YPK Purwakarta dan SMK Sukamandi (harian pikiran rakyat). Di Makasar pada tanggal
19 September 2006 terjadi tawuran antara pelajar SMA 5 dan SMA 3 (karebosi.com).Tidak hanya pelajar tingkat sekolah menengah saja yang terlibat tawuran, di Makasarpada tanggal 12 Juli 2006 mahasiswa Universitas Negeri Makasar terlibat tawuran
dengan sesama rekannya disebabkan pro dan kontra atas kenaikan biaya kuliah
(tempointeraktif.com). Sedangkan di Semarang sendiri pada tanggal 27 November 2005
terjadi tawuran antara pelajar SMK 5, SMK 4 dan SMK Cinde (liputan6.com). Masih
banyak kejadian tawuran antar pelajar yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu di
sini.





PENDAPAT SAYA;


Akhir-akhir  ini banyak kita  temui berita tentang  tawuran remaja antar pelajar diberbagai kota di Indonesia. Hal ini dipicu  oleh masih labil nya pemikiran dan watak para pelajar yang mudah terprovokasi oleh pihak yang tak betanggung jawab.

Para pelajar sebenar nya tidak sepenuh nya salah, tetapi mereka yang melakukkan tindakan provokasi lah yang seharus nya di tindak lanjuti, karna kebanyakan paraprovokator bukan dari kalangan pelajar itu sendiri.
Dalam menangani masalah seperti ini perlu kerjasama antara pihak kepolisian dan pihak sekolah untuk mengkoordinir para pelajar untuk  tidak melakukan tindakan kekerasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar