Minggu, 15 Januari 2012

Kasus Mesuji, Satu Polisi Jadi Tersangka

Kepolisian Daerah Lampung menetapkan AKP Wetman Hutagaol sebagai tersangka dalam kasus sengketa agraria di Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung. AKP Wetman disangka Pasal 359 KUHP karena melakukan kelalaian hingga menyebabkan orang lain meninggal dunia.
Demikian disampaikan Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta Denny Indrayana pada jumpa pers di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Senin (2/1/2012).
"Selain itu, AKP Wetman Hutagaol dan Aipda Dian Purnama juga telah dijatuhi hukuman disiplin sesuai putusan 17/XI/2011/YANMA berupa penempatan khusus di Subdit Propam Polda Lampung selama 14 hari, penundaan kenaikan gaji berkala selama satu periode, dan mutasi bersifat mutasi," kata Denny.
Sebelum menggelar jumpa pers, TGPF terlebih dahulu melakukan rapat yang dipimpin Menko Polhukam Djoko Suyanto. Turut hadir dalam rapat tersebut di antaranya Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, dan Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo.
Selain itu, kepolisian juga telah menetapkan lima tenaga satuan pamswakarsa dari PT SWA sebagai tersangka karena dinilai bertanggung jawab atas meninggalnya dua warga di Desa Sodong, Provinsi Sumatera Selatan, yaitu Saktu Macan dan Indra Syafei. Kelima orang tersebut adalah Heri Supriansyah bin Syafei (26), Muhamad Idrus alias Maus bin Jauhari (23), Supriyanto bin Yanto Suharto (22), M Ridwan alias Duwan bin Risman (28), dan Tarjo bin Daryo.
Saat ini, kelimanya telah ditahan sejak April 2011. Mereka berlima juga diduga melakukan tindakan kekerasan terhadap Saktu Macan dan Indra Syafei. Leher Indra dikatakan digorok oleh Heri dan Ridwan.
Sesuai dengan salah satu rekomendasi awal, para tersangka tersebut akan mendapatkan bantuan hukum agar prosesnya berjalan dengan adil. Sementara itu, para saksi pelapor dan korban juga akan mendapatkan perlindungan.]


SUMBER : http://nasional.kompas.com/read/2012/01/02/17401013/Kasus.Mesuji.Satu.Polisi.Jadi.Tersangka


TANGGAPAN :
polisi sekarang sudah memihak kepada UANG bukan kepada negara.

WAJAH BARU TERORIS DI INDONESIA

Teroris di Indonesia memang telah bertransformasi dengan bentuk dan metode baru dalam menyebarkan teror…. hal itu wajar dalam setiap perbuatan manusia  selalu belajar dari hal yang pernah dikerjakannnya, melakukan trial and error, apa yang bagus diteruskan dan tidak baik ditinggalkan….
Kalau kita melihat peristiwa teror bom pada tanggal 17 Juli di JW Marriot dan Ritz Carlton, saya melihat bahwa cara dan metode mereka melakukan aksinya berbeda dengan teror bomb sebelumnya seperti:  Bali 1, Bali 2 , Kedutaan Australia dan beberapa aksi teror bom lainnya


SUMBER :H ttp://reinhardjambi.wordpress.com/2009/08/15/wajah-baru-teroris-di-indonesia/



TANGGAPAN :
aksi teroris tidak akan berhenti apabila smua anggota teroris tersebut tidak tertangkap semua.

Jumat, 13 Januari 2012

kdrt

Di indonesia sering terjadi kasus kekerasan dalam rumah tangga,
ini di akibatkan karna saling ketidak percayaan antara pasangan dengan pasangan nya sendiri.

terlebih lagi adanya tuduhan selingkuh dari pasangan, makah terjadilah pertengkaran yg berujung pada kekerasan.

macet

 di Indonesia saya rasa tidak asing lagi dengan namanya macet, apalagi di ibukota jakarta.
di jakarta sangat rawan sekali dengan nama nya macet.

mancet sendiri diakibatkan oleh banyak nya warga jakarta dan sekitar nya memakai kendaraan pribadi untuk kemana mana, ketidak percayaan masyarakat terhadap kendaraan umum di Indonesia lah penyebabnya.

Korban Pencurian Pulsa Dianiaya

JAKARTA, KOMPAS.com — Hendry Kurniawan (36), warga Bogor yang menjadi pelapor kasus dugaan pencurian pulsa ke Polda Metro Jaya, dianiaya oleh beberapa orang tak dikenal. Akibatnya, tulang kaki Hendry retak. Kondisi itu membuatnya pincang.
Kuasa hukum Hendry, David Tobing, menceritakan, peristiwa ini bermula saat kliennya hendak pulang ke Parung, Bogor, kira-kira pukul 01.00 pada Selasa (1/11/2011) dari Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Hendry yang tengah menunggu angkutan umum tiba-tiba didatangi dua pria tidak dikenal yang menaiki sebuah motor. Wajah keduanya tidak terlihat lantaran ditutupi helm fullface.
Dengan nada tinggi, pria-pria itu mulai membentak Hendry. "Lu Hendry?" ucap David menirukan gaya bicara pelaku. Hendry mengiyakan pertanyaan dua orang itu. Hendry kemudian menanyakan balik nama keduanya.
Namun, sikap Hendry ini langsung disambut dengan nada ketus. "Jangan sok lu!" ujar salah seorang pelaku sambil menendang kaki Hendri. Pelaku juga mengangkat kerah baju Hendry sambil berkata, "Lu lapor ke Polda tujuannya apa?"
Belum sempat berkata-kata, bogem mentah sudah melayang di muka Hendry. "Awas lu terusin laporan. Mati lu! Pulang lu ke kampung!" ujar pelaku sambil meninggalkan Hendry yang tersungkur kesakitan.
Akibat penganiayaan itu, kaki Hendry retak dan pincang. Ancaman tidak hanya terjadi sekali. Pada 2 November 2011, dua pria tak dikenal kembali menghampiri Hendry yang menunggu angkutan di sebuah kawasan di Bogor, Jawa Barat.
"Pelaku juga pakai helm dan dua orang. Kami tidak tahu apakah mereka adalah orang yang sama dengan sebelumnya," kata David.
Kedua orang itu, diakui David, juga mengancam kliennya dengan nada tinggi. "Tetap lu mau lanjut? Mau jadi pahlawan kesiangan lu? Awas lu mati!" ucap salah seorang pelaku yang memepet motornya ke arah Hendry.
Hingga kini, belum diketahui siapa pelaku penganiayaan tersebut. Namun, David menduga kuat penganiayaan terhadap Hendry ada kaitannya dengan laporan kasus dugaan pencurian pulsa yang dilaporkan kliennya ke Polda Metro Jaya pada 14 Oktober 2011.
"Kami duga itu ada kaitannya dengan laporan Hendry soal pulsa karena pelaku menyebut-nyebut soal laporan di Polda saat mengancam Hendry," ujar David.
Hendry dan kuasa hukum akhirnya melaporkan kasus penganiayaan ini ke Polda Metro Jaya pada Kamis (4/11/2011). Di dalam laporannya, Hendry juga menyertakan hasil visum atas kakinya yang pincang. Hendry juga mengajukan permohonan perlindungan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). "Bagaimanapun juga dia adalah korban yang perlu dilindungi," kata David.


SUMBER : http://megapolitan.kompas.com/read/2011/11/04/17351185/Korban.Pencurian.Pulsa.Dianiaya



TANGGAPAN :
Wahhh bahaya nihh, udah pulsa nya dicuri di aniaya lagi duhh parah banget tuh, ibaratkan sudah jatuh tertimpa tangga..
ya menurut saya sih polisi harus cepat cepat bertindak untuk menangkap si penganiaya.

Pelecehan Buruh Perempuan Kerapkali Terjadi

KUDUS, suaramerdeka.com - Pelecehan seksual terhadap buruh perempuan di sejumlah brak atau gudang produksi diduga sering terjadi. Ironisnya, sebagian dari pekerja tidak mengetahui bahwa apa yang dilakukannya merupakan bentuk pelecehan.
Hal tersebut merupakan hasil survei Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Buruh Makanan, Minuman, Pariwisata, Hotel dan Tembakau - Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (DPC DPC FSB Kamiparho-SBSI Kudus), pada 5 - 15 Desember 2011 di sejumlah brak.
Menurut Ketua DPC FSB Kamiparho, Suparti dan Sekretaris, Budi Santoso, menyatakan survei dilakukan untuk mengungkap apakah pelecehan di brak-brak rokok benar-benar terjadi atau tidak. Sebelumnya, pihaknya memang mendengar hal tersebut terjadi dari keterangan beberapa buruh. "Untuk membuktikannya, kami langsung melakukan survei," katanya, Kamis (22/12).
Dari 200 responden yang dimintai keterangan menyatakan pelecehan terjadi dalam berbagai variasi. Responden mengatakan pelecehan dilakukan melalui melalui penglihatan, gerakan tubuh, perkataan, ungkapan atau kalimat yang mengarah pada organ tubuh. Selebihnya pelecehan dengan kontak fisik berupa memegang tangan, pundak, dan bagian tubuh lainnya. Pelaku pelecehan biasanya adalah para mandor atau pengawas laki-laki.
Hal yang sangat menyedihkan yakni keterangan dari 200 responden buruh yang menyatakan bahwa penglihatan, gerakan tubuh, kalimat, ungkapan yang mengarah pada organ tubuh bahkan aksi memegang anggota badan merupakan bentuk pelecehan seksual.  Jadi, selama ini mereka tidak menilai hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar.
Masih mendasarkan pada hasil survei, pelaku pelecehan biasa dilakukan oleh pengawas atau mandor yang bekerja mengawasi proses giling dan perapi rokok. Perlakuan berbeda tidak jarang berlaku bagi para buruh yang kebutulan memiliki wajah cantik. "Pengawasan ketat diberlakukan bagi para buruh perempuan yang kebetulan dianggap kurang cantik," tandasnya.
Suparti menambahkan, tidak semua responden mengaku pernah mengalami pelecehan seksual. Hanya 42 orang yang mengaku pernah mendapatkan perkataan yang mengarah pada organ tubuh wanitanya, dan  22 buruh mengaku pernah dipegang pundak dan lengan tangannya.
Hasil keterangan dari buruh juga mendapatkan fakta, dari 200 buruh perempuan yang menjadi responden, 183 orang menganggap perkataan dan ungkapan yang mengarah ke organ seks perempuan sebagai hal yang lumprah dan biasa, karena diungkapkan sambil bergurau. Sementara sisanya 17 buruh menganggap sebagai ungkapan yang kotor dan melanggar etika.


SUMBER :http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/12/22/104850/Pelecehan-Buruh-Perempuan-Kerapkali-Terjadi



TANGGAPAN :
pelecehan seksual dikalangan buruh diIndonesia kerap kali terjadi karna masyarakat indonesia cenderung terlalu lemah..

Kasus KDRT Diselesaikan Terpadu

MERAUKE, KOMPAS.com - Penanganan kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan terhadap perempuan di Merauke ditangani secara terpadu. Saat ini kasus KDRT dan kekerasan terhadap perempuan di Merauke cukup tinggi.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (KB) Merauke, Papua, Albertina Mekiuw, Rabu (11/1/2012), mengatakan, penyelesaian kasus KDRT telah ditangani secara terpadu yang diatur melalui SK Bupati Nomor 215 tahun 2011 tentang Pembentukan Tim Advokasi. Penanganan kasus KDRT melibatkan, psikolog, pengacara, kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB, serta kepolisian.
"Dalam penanganan kasus juga melibatkan tokoh agama, tokoh adat. Setiap kasus diidentifikasi, apakah diselesaikan kekeluargaan atau jalur hukum" katanya.
Albertina mengatakan, bila ada laporan atau pengaduan kasus KDRT, pihaknya akan memanggil pihak korban dan pelaku. Ini untuk mengumpulkan keterangan awal dari kedua pihak, untuk menentukan bentuk penanganan kasus apakah diselesaikan melalui kekeluargaan atau diproses hukum.
Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Merauke, selama tahun 2011 kekerasan dalam rumah tangga tercatat sebanyak 25 kasus. Kekerasan terhadap per empuan tercatat juga tinggi yakni pemerkosaan 6 kasus dan pelecehan terhadap hak perempuan tercatat 33 kasus.
"Kasus-kasus KDRT juga dipicu faktor kemiskinan dan rendahnya pendidikan. Pemahaman terhadap kesetaraan jender dan perlindungan anak dan perempuan masih rendah. Banyak kasus KDRT diakibatkan oleh minuman keras," kata Albertina.



SUMBER : http://regional.kompas.com/read/2012/01/11/20483949/Kasus.KDRT.Diselesaikan.Terpadu


TANGGAPAN :
kasus kdrt diakibatkan karna  konflik antara suami istri yang dipicu karena kurang nya rasa kepercayaan antara mereka.

Rabu, 11 Januari 2012

MV Sinar Kudus Kapal Pertama RI yang Dibajak Perompak Somalia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapal MV Sinar Kudus adalah kapal pertama berbendera Indonesia yang dibajak perompak Somalia. Selama tahun 2010, setidaknya lebih dari 70 kasus pembajakan dilakukan perompak Somalia.
Demikian disampaikan Wakil Direktur Utama PT Samudera Indonesia David Batubara, selaku pemilik MV Sinar Kudus, dalam jumpa pers di kantor PT Samudera Indonesia, Jakarta, Minggu (1/5/2011). David mengatakan meski banyak berbendera asing, namun ada ABK Indonesia yang turut menjadi sandera dalam aksi perompak Somalia.
"Tapi dari sekian banyak kasus itu, MV Sinar Kudus adalah kapal pertama yang berbendera Indonesia yang dibajak oleh perompak Somalia," ungkap David.
David menjelaskan MV Sinar Kudus dibajak perompak Somalia sejak 16 Maret 2011 lalu. Saat pembajakan terjadi, kapal dengan bobot mati 8911 ton ini berada di perairan laut Arab pada posisi sekitar 350 mil laut tenggara Oman. MV Sinar Kudus sedang dalam perjalanan dari Pomalaa, Sulawesi Tenggara, menuju Rotterdam, Belanda dengan membawa muatan Fero Nikel.
Setelah sempat ditahan selama 46 hari, MV Sinar Kudus yang turut mengangkut 20 ABK WNI itu berhasil dibebaskan. David menyebutkan pembebasan ini merupakan hasil upaya komunikasi intensif yang dilakukan pihak perusahaan dengan pihak perompak.
"Sejak awal pembajakan MV Sinar Kudus, pemerintah dengan seluruh perangkatnya mendukung sampai pada proses pembebasan. Koordinasi yang baik dan efektif dengan pihak pemerintah memegang peranan penting dalam proses penyelesaian kasus pembajakan kapal ini," tegasnya.
Lebih lanjut, David mengatakan pembajakan kapal di perairan Somalia ini telah menjadi industri besar sejak tahun 2007 dan terdapat banyak kelompok terorganisir yang beroperasi di wilayah tersebut. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk tercapainya pembebasan di tahun 2010 adalah lebih dari 150 hari dan waktu tersingkat sekitar 60 hari.
 "Kita mengucapkan rasa syukur kepada Allah karena telah berhasil membebaskan MV Sinar Kudus dalam waktu hanya 46 hari," imbuh David yang menyangkal besarnya uang tebusan MV Sinar Kudus sejumlah 4,5 juta dollar AS seperti yanng banyak diberitakan media.


SUMBER : http://www.tribunnews.com/2011/05/01/mv-sinar-kudus-kapal-pertama-ri-yang-dibajak-perompak-somalia


TANGGAPAN :
kapal yang tidak di sertai pengamanan polisi sangat mudah untuk di bajak pemberontak.

mcetnya ibukota DKI jakarta

Didaerah ibukota DKI Jakarta hampir jalan lalulintas dirawani kemacetan yang amat meresahkan, angkutan umum salah satu penyebab kemacetan tersebut di daerah kawasan ibu kota. Satu contoh diwilayah kawasan Slipi Palmerah Kolong di padati dengan angkutan umum Mitrolet M09 jurusan Tanabang-Kebayoran lama dan M11 Jurusan Tanabang-Meruya yang sering kali berhenti dipelintasan jalan Kolong Slipi Palmerah Jakarta Barat.
Ketika saya mewawancarai salah satu sopir angkutan M09 Jurusan Tanabang-Kebayoran Lama berinisial “NN” (43thn) pada saat hendak mencari penumpang dikawasan tersebut(15/7), “Saya berhenti menunggu penumpang yang hendak naik melanjutkan tujuannya kekawasan kebayoran lama.” Tambahnya dengan tegas, “Jika saya menyianyiakan penumpang dikawasan ini, ya sayang sekali..?? karena disini saya bisa mendapatkan tambahan untuk setoran mobil pada bos saya..”.
Dengan waktu yang bersamaan saya meminta keterangan dengan hal tersebut kepada Petugas Lalulintas (POLANTAS) dikawasan Slipi Palmerah Kolong, berinisil “SY” berpangkat Brigda yang sedang bertugas menjelaskan, “saya selaku petugas sudah memperingati para angkutan umum untuk tidak berparkir sembarangan, hingga kami pun sering memberikan tilangan kepada para sopir yang melawan hukum patuh jaya, namun mereka tetap saja masih tidak menghiraukannya..??!!” menegaskan lebih lanjut, “saya sebagai petugas diwilayah ini pun kewalahan mengatur jalan agar lancar di setiap yang melintas, jadi tidak sepenuhnya dan seharusnya saya selalu mengatur para angkot yang berhenti sembarangan..!!”.
Dari penjelasan para sopir angkot dan petugas diwilayah tersebut saya meminta tanggapan oleh pedagang yang berjualan di kawasan itu, sdr.yanto (35thn) asal subang yang berjual rokok keliling (pedagang asongan) sudah hampir 4tahun bertanggapan, ” inilah kesalahan pemerintah yang tidak membatasi kendaraan seperti dinegara lain..”.(lanna/cs)

SUMBER : http://metro.kompasiana.com/2011/07/19/macetnya-ibukota-dki-jakarta/




TANGGAPAN :
saya rasa kalo ngomongin macet udah menjadi ciri khas nya ibukota kita..
 karena masyarakat indonesia tidak mau menggunakan kendaraan umum.

Penembakan Misterius di Aceh dan Anggaran Polisi yang Minim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rentetan teror berupa penembakan warga secara misterius serta sabotase tiang listrik PLN di Aceh menurut ketua fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) diakibatkan lemahnya deteksi dini kepolisian.
"Kami melihat bahwa saat ini deteksi dini terhadap persoalan-persoalan yang berkembang di masyarakat itu minim. Dahulu ada namanya program preventif dan pro aktif dari kepolisian yang sekarang jauh menurun," kata Ketua Fraksi PAN DPR RI, Tjatur Sapto Edy di Grand Indonesei, Jakarta Pusat, Selasa (10/1/2012).
Akar lemahnya deteksi dini keamanan di Aceh, menurut Tjatur sebagai dampak dari anggaran Polri yang minim dalam APBN.
"Anggaran intelijen polisi demikian minim, hanya sekitar Rp 100 miliar untuk seluruh Indonesia. Di Polres itu skitar Rp 40 juta pertahun. Ini dibagi lagi ke Polsek untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya preventif dan proaktif untuk penggalangan keamanan dan ketertiban. Ini salah satu dari kelemahan polisi yang harus ditutup di masa depan," ungkapnya.
Dalam waktu dua pekan I Aceh telah terjadi enam kali kasus penembakan termasuk didalamnya kasus sabotase yang membuat tiang penyangga kabel listrik PLN roboh karena digergaji orang yang tidak bertanggung jawab.
Sebelumnya Kabareskrim Polri, Komjen Pol Sutarman pun mengeluhkan hal yang sama tentang anggaran penyidikan kepolisian yang sangat minim, sehingga membuat beberapa kasus harus mandeg karena kekurangan anggaran.


SUMBER : http://www.tribunnews.com/2012/01/11/penembakan-misterius-di-aceh-dan-anggaran-polisi-yang-minim





TANGGAPAN :
Penembakan misterius diakibatkan oleh seseorang atau pihak pihak tertentu yang tidak senang terhadap kinerja orang lain atau karena dendam pribadi.

Kasus Kekerasan Terhadap TKI Menurun

JAKARTA - Kasus yang menimpa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) pada 2011, menurun dari 60.399 kasus pada 2010 lalu menjadi 44.573 kasus pada tahun 2011.
Dirjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta) Kemenakertrans Reyna Usman Ahmadi mengatakan, jumlah kasus TKI yang diakibatkan komunikasi tidak lancar, telah menurun dari 534 kasus pada tahun 2010 menjadi 415 kasus pada tahun 2011. Sedangkan jumlah yang tidak mampu bekerja menurun dari 868 kasus, menjadi 290 kasus. Sementara TKI yang berdokumen tidak lengkap pada tahun 2011 sebanyak 1.454 kasus, menurun dari tahun 2010 sebanyak 1.894 kasus. Kecelakaan kerja menurun dari 867 kasus menjadi 732 kasus pada tahun 2011.
Reyna menjelaskan, perbaikan sistem pelayanan dan penempatan TKI terus akan diperbaiki seperti seleksi dan verifikasi terhadap agen-agen penempatan TKI di dalam dan luar negeri. Serta upaya meningkatkan kontrol dan pengawasan kualitas TKI dilakukan melalui sistem pelatihan terpadu TKI selama 200 jam.

“Proses pembenahan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI yang dilakukan pemerintah telah memberikan dampak perkembangan baik untuk menurunkan jumlah kasus-kasus TKI di luar negeri,” katanya di Gedung Kemenakertrans, Senin (9/1/2012).
Reyna menjelaskan, selama ini Kemenakertrans telah melaksanakan langkah-langkah penyempurnaan kebijakan penempatan dan perlindungan TKI, antara lain penanganan TKI bermasalah, fasilitasi operasional dan penyelesaian masalah TKI, dan pemberian advokasi dan perlindungan hukum bagi TKI di luar negeri.

Pembenahan terhadap sistem penempatan dan perlindungan TKI tersebut terus dilakukan dengan berbagai pihak terkait antara lain dengan melibatkan kerjasama dan koordinasi 14 kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan BNP2TKI.
Penurunan kasus TKI ini juga akan dilakukan dengan memperbanyak penempatan TKI formal. Jumlah penempatan TKI formal meningkat menjadi 264.756 orang (45,56 persen), sedangkan jumlah TKI informal berjumlah 316.325 orang (54,44 persen). Sementara itu, pada tahun 2010, jumlah penempatan TKI formal mencapai 259. 229 orang (30,14 persen), sedangkan jumlah penempatan TKI informal berjumlah 600.857 orang (69,86 persen).
Selama ini jenis lowongan dan peluang kerja bagi TKI formal yang tersedia di berbagai negara penempatan antara lain konstruksi, perminyakan, pertambangan, transportasi, jasa, perhotelan dan turisme, perawat, pelayan supermarket, pekerja perkebunan, pertanian, serta perikanan. “Slogan kami Jangan Berangkat Sebelum Siap, di kantong-kantong TKI, kami pun menyebarluaskan informasi-informasi mengenai ketersedian lowongan kerja di sektor formal yang tersedia di luar negeri,” lugasnya.
Reyna menambahkan, bagi calon TKI dan masyarakat umum yang membutuhkan pelatihan kerja dapat memanfaatkan Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersedia di pusat dan daerah. Jenis pelatihan kerja dapat disesuaikan dengan minat, kemampuan, dan ketersedian lowongan kerja.
Anggota Komisi IX DPR Herlini Amran berpendapat, kasus TKI bermula dari pelatihan yang tidak benar. Selama ini yang terjadi adalah pelatihan buruh migran diserahkan ke swasta. Seperti Sumiyati ataupun Kikim Komala yang mengalami penganiayaan majikannya, mereka hanya menjalani pendidikan selama dua pecan saja kemudian diberangkatkan. Bahkan selama ini pendidikan yang diberikan oleh swasta terkesan sekadarnya. Misal, pemerintah menetapkan masa pendidikan selama 200 jam, akan tetapi fakta yang terjadi di lapangan tidak seperti itu. Hanya dalam waktu dua pekan, para calon buruh migran tersebut sudah bisa berangkat. “Para pelaku tidak peduli seperti apa nasib TKI di luar negeri. Yang penting bagi mereka adalah menikmati keuntungan dari transaksi pengiriman TKI,” sesalnya.

Dirinya meminta agar pemerintah meningkatkan kualitas buruh migran dengan merevitalisasi Badan Latihan Kerja (BLK) yang ada di kabupaten yang selama ini tidak terpakai menjadi BLK Internasional, sehingga bisa dioptimalkan untuk pendidikan buruh migran. Jadi, pendidikan tidak perlu harus ke daerah lain ataupun kota-kota besar yang notabene jauh dari tempat tinggal.

SUMBER : http://news.okezone.com/read/2012/01/09/337/554268/kasus-kekerasan-terhadap-tki-menurun











TANGGAPAN :
Orang indonesia terlalu lemah, masa d'siksa gak bales.
biarpun kita d'negri orang tapi bela dong harga diri lo kalo lu
o punya harga diri.

Tawuran Antar Pelajar


kota-kota besar mempunyai korelasi yang erat dengan meningkatnya
perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja kota.
Tujuan Maraknya tingkah laku agresif akhir-akhir ini yang dilakukan kelompok remaja kota
merupakan sebuah kajian yang menarik untuk dibahas. Perkelahian antar pelajar yang
pada umumnya masih remaja sangat merugikan dan perlu upaya untuk mencari jalan
keluar dari masalah ini atau setidaknya mengurangi. Perkembangan teknologi yang
terpusat pada bpembahasan ini adalah mengetahui rangsangan atau pengaruh terhadap agresivitas
yang dilakukan oleh remaja kota, membahas pengaruh identitas kelompok yang sangat
kuat yang menyeabkan timbul sikap negatif dan mengeksklusifkan kelompok lain,
mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang memicu perilaku remaja kota serta mencari
penanggulangan yang tepat dalam menyikapi kenakalan remaja kota.
Manfaat dari pembahasan ini adalah membuka cakrawala bagi semua kalangan baik
pemerintah, masyarakat maupun keluarga untuk dapat bekerja sama dalam menyiapkan
kader-kader dan generasi bangsa, untuk mengurangi tingkat agresivitas maupun
kenakalan remaja khususnya perkelahian massal yang kerap kali dilakukan oleh remaja
kota.

Banyaknya tawuran antar pelajar di kota-kota besar di Indonesia merupakan fenomena
menarik untuk dibahas. Di sini penulis akan memberi beberapa contoh dari berita-berita
yang ada. Di Palembang pada tanggal 23 September 2006 terjadi tawuran antar pelajar
yang melibatkan setidaknya lebih dari tiga sekolah, di antaranya adalah SMK PGRI 2,
SMK GAJAH MADA KERTAPATI dan SMKN 4 (harian pagi Sumatra ekspres
Palembang). Di Subang pada tanggal 26 Januari 2006 terjadi tawuran antara pelajar SMK
YPK Purwakarta dan SMK Sukamandi (harian pikiran rakyat). Di Makasar pada tanggal
19 September 2006 terjadi tawuran antara pelajar SMA 5 dan SMA 3 (karebosi.com).Tidak hanya pelajar tingkat sekolah menengah saja yang terlibat tawuran, di Makasarpada tanggal 12 Juli 2006 mahasiswa Universitas Negeri Makasar terlibat tawuran
dengan sesama rekannya disebabkan pro dan kontra atas kenaikan biaya kuliah
(tempointeraktif.com). Sedangkan di Semarang sendiri pada tanggal 27 November 2005
terjadi tawuran antara pelajar SMK 5, SMK 4 dan SMK Cinde (liputan6.com). Masih
banyak kejadian tawuran antar pelajar yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu di
sini.





PENDAPAT SAYA;


Akhir-akhir  ini banyak kita  temui berita tentang  tawuran remaja antar pelajar diberbagai kota di Indonesia. Hal ini dipicu  oleh masih labil nya pemikiran dan watak para pelajar yang mudah terprovokasi oleh pihak yang tak betanggung jawab.

Para pelajar sebenar nya tidak sepenuh nya salah, tetapi mereka yang melakukkan tindakan provokasi lah yang seharus nya di tindak lanjuti, karna kebanyakan paraprovokator bukan dari kalangan pelajar itu sendiri.
Dalam menangani masalah seperti ini perlu kerjasama antara pihak kepolisian dan pihak sekolah untuk mengkoordinir para pelajar untuk  tidak melakukan tindakan kekerasan.